Selasa, 20 Desember 2011

BOHONG PADAMU

Masihkah aku memiliki rasa malu?
Saat aku tertipu
Saat aku tersudut
Dan berusaha untuk takluk
Pada sebuah kebohongan palsu
                Adakah sungkan itu?
                Menyelusup kedalam kalbu
                Meniupkan aroma busuk
                Dan melelehkan sebuah simpuh
                Dalam kepingan dusta semu


Tiada lagi malu
Tiada pula sungkan itu
Bahkan dengan bangga aku berseru
Aku bohong padamu
                                                                                                               Jeneponto, 21 Desember 2011

KIRA LIMA MENIT

Dalam hitungan waktu
Seketika asa mulai menua
Seketika mimpi berangsur punah
Dihempas ketakutan akan masa
                Dalam kepingan waktu
                Mencoba mengais harap
                Menelisik sejuta jawab
                                                           Dirundung cemas yang rawan

                                Dalam dentangan waktu
                                Hidup tak akan berhenti
                                Hidup terus berlari
                                Hingga diujung mati

                                                                                                                 Jeneponto, 17 Desember 2011

Jumat, 16 Desember 2011

DALAM SHOLAT II

Dihamparan sajadah
Kutengadahkan wajahku
Kuketuk kembali pintu-Mu
Kulaporkan lagi kelakuanku
Kalau ada yang tak berkenan
Sudilah kau ampuni



Kusempurnakan semua khilafku
Karena aku selalu melakukannya
Dan semoga Engkau tidak akan bosan
Untuk membimbingku
Keluar dari kebodohan ini

                                                                                                              Yogyakarta, 2004-2005

Minggu, 11 Desember 2011

Entah Kenapa

Lelah tergenggam
Mengepal jemari yang perlahan kaku
Dalam temaram
Terhempas nyali yang semakin ragu
                                Entah kenapa
                                Dia hilang dalam asa
                                Entah kenapa
                                                                          Dia muram dalam durja
Bintang menyeruak
Menghempaskan sinar dalam awan gelap
Malam menghela
Menarikan angin dalam cuaca redup

                                Entah kenapa
                                Dia merintih dalam pilu
                                Entah kenapa
                                Dia menangis dalam bisu
Sejuta tanya
Tanpa jawab
Sejuta elegi
Berwarna ironi

                                                                                                         Jeneponto, 12 Desember 2011

Jumat, 09 Desember 2011

MENGEJA MIMPI

Adakah semangat itu padam?
Sebelum sore menjemput malam
Lalu tubuh gontai meradang
Menyesakkan nafas perlahan hilang
                Adakah kenyataan itu pahit?
                Seperti rembulan yang tersenyum pasif
                Menyempurnakan cerca dalam sakit
                                                           Menuaikan badai diatas sulit
Mimpi berteguh
Dalam harap meneduh
Berhasrat tiada redup
Dihantam angin yang terus meribut
                Mengeja mimpi yang terus mengetuk hati
                Mengeja hidup yang terus berjalan pasti
                Mengeja mimpi yang menyesapkan gelora
                Mengeja takdir yang meresapkan gembira

Jeneponto, 24 November 2011
               

Rabu, 07 Desember 2011

MENYESAK MEMBIRU

Kesulitan hendak mengejewantahkan wujud
Dalam jadah kekakuan hitam menggunung
Ketika hari seakan berkhianat
Ketika bumi seakan melaknat
                Renta kaki menghela nadi
                Ringkih jemari meretas jemari
                Entah jenuh menuai mimpi
                                                                          Entah peluh melumuri sepi
                                Tiada tersisa
                                Tiada terkira
                                Tiada terdepa
                                Tiada tersenda
Menyesak membiru
Mendera tubuh
Menyesak membiru
Pada hasrat semu

                                                                                                                 Jeneponto, 24 November 2011

Rabu, 30 November 2011

SEDU SEDAN ITU

Tak perlu lagi diratapi
Semua tak ada hati
Semua semu dalam mati
Maka tak perlu lagi diratapi
                                Sedu sedan itu
                                Hanya sekeping pilu
                                Menyesak raga kelu
                                                                          Mengucap caci tanpa malu
   Sedu sedan itu
   Tersaji hitam dalam duka haru
   Menuai resah selaksa padu
   Terhenyak sesat pada rindu
                                Tak perlu lagi diratapi
                                Sedu sedan itu harus terhenti

                                                                                                         Jeneponto, 13 November 2011

Senin, 14 November 2011

MEREKA YANG MERINDUKAN BULAN

Ketika gelap bersauh
Melatari bahari hidup
Kayuhan seakan melemah
Saat pegangan mulai salah haluan
                                Dalam kelam bersahaja
                                Ketakutan menyapa semenjana
                                Lalu menyusuri hitam gulita
                                Di raihan hidup yang kelam
Mereka menengadah
Menatap lukisan awan
Berharap bulan tertera
Tersenyum disinggasananya
                                Hidup seakan kelu
                                Selalu dipenuhi keluh
                                Dijejali sejuta peluh
                                Dalam lumuran pilu

Dan mereka yang merindukan bulan
Tetap menengadah ke lukisan awan
Menyesapkan harap yang rawan
Tanpa pernah menyisakan geram

                                        

Senin, 07 November 2011

MENCOBA MEREKAH

Sekalian alam...
Menanti kedatangan sang wajah
Menelusup kedamaian dalam diam
Lalu mencoba merekah

Sekalian alam...
Meretaskan harap pada sang cahya
Meresapkan ingin dalam cipta
Lalu mencoba merekah

Dan sekali lagi
                               Mencoba merekah

Sabtu, 05 November 2011

SEBENARNYA TIDAK BEGITU SULIT

     Dalam hidup kesulitan dan kemudahan selalu bergantian bagai siklus. Secara teratur mereka bergantian datang menyapa, dan dibutuhkan suatu keadaan yang mampu menumbuhkan semangat pantang menyerah.terkadang pikiran membuat kita terkungkung didalam khayalan yang terus menghambat imajinasi kreatif kita untuk bisa muncul lalu menciptakan ide baru, akhirnya tidak sedikit yang kemudian menyatakan penyesalan terhadap hidup.
                Sebenarnya tidak begitu sulit untuk bisa menjalani kehidupan yang kian hari semakin keras. Jika saja kita mau dan mampu menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan yang secara sadar atau tidak telah tertata didalam konsep dunia semesta, kesadaran itu yang akan mengantarkan kita ke pemahaman bahwa hidup ini akan berakhir sesuai dengan batas usia yang telah ditetapkan. Sehingga kita bisa memahami bahwa tidak ada yang tidak berakhir baik itu kesulitan maupun kemudahan.
                Sebenarnya tidak begitu sulit untuk kita terus bermawas diri bahwa semuanya akan menuju ke bentuk terbaiknya sedangkan baik itu kesulitan maupun kemudahan hanyalah serangkaian proses yang menyertainya.

Rabu, 26 Oktober 2011

JANGAN BIARKAN PELUH KAMI MENGERING

Letih
Menggenangkan asa
Dalam sekantup harap
Agar tetap bernafas sahaja
                Lelah
                Menetapkan masa
                Menggenapkan hitungan takdir
                Agar hidup selalu terjaga

                                Pada peluh kami
                                Yang terselip didalam getir
                                Ada sebuah kekuatan
                                Untuk menuntut segala hak
                                                Sekali lagi!
                                                Pada kalian yang terpuji
                                                Jangan biarkan peluh kami mengering

(Ch-Ik80)

BULUH PERINDU

Rentang waktu terus menjauh
Menikamkan rindu di hulu hati
Tak terkira datangnya dendam
Menghujam dalam kenangan diam
                Rasa yang tak kunjung hilang
                Menyeruak sepi yang selalu ada
                Meneriakkan kelam dalam gulita
                Pada waktu yang terus bergerak

Akankah luruh?
Akankah semu?
Darah yang berdesir
Gemuruh yang tak berhenti
                Lalu pada siapa?

(Ch-Ik80)

PENGHULU SUBUH

Bersemayamlah dalam diam
Menepikan gelap menjuntai ke bumi
Sesaat lagi mentari akan menerang
Menghujamkan panasnya ke sisi bathin
Dan engkau tahu tak akan lama lagi cerita ini
Karena di penghulu subuh
Penindasan sedang direncanakan dengan sempurna


(Ch-Ik80)

Selasa, 11 Oktober 2011

KATA-KATA BERSAYAP

Jika kata adalah ungkapan jiwa
Maka untuk apa sebuah ekspresi?
Hakikat sudah terwakili oleh kata
Namunpun terkadang hanya ilusi
                Kata tak akan bermuka dua
                Meskipun dia selalu dibungkus oleh kesesatan
                Dia adalah sebuah makna
                Terkadang mengandung beribu muatan
                                Kata mungkin tak terlalu indah
                                Dia mampu membuat tafsir berbeda
                                Banyak hal yang disisipkan oleh kata
                                Walaupun dia tak berujung pada kasta


(Ch-Ik80)

AT LEAST, SHOW SOME RESPECT

                Terkadang kita melupakan bahwa diri kita adalah sesuatu yang mudah rapuh. Sesuatu yang mudah hilang bagai debu, meskipun kita selalu berkata kita adalah makhluk istimewa, karena kelupaan itulah kemudian kita menciptakan penyakit sombong dalam diri kita yang membuat kita kehilangan nurani dan rasa simpati.
                Kebersamaan yang terbangun didalam kehidupan sebagai sebuah simpul taut antar sesama makhluk hidup tidak sepenuhnya membuat kita bisa mengedepankan logika humanis. Tidak semua dari kita yang bisa merasakan denyut-denyut keberpihakan pada yang lemah ketika kita berada diatas yang lain, sementara jalur kehidupan yang harus dijalani tidak semuanya memberikan warna keindahan sehingga banyak diantara kita yang kurang beruntung.

                Perbedaan keadaan serta perbedaan lainnya seharusnya melahirkan perasaan simpati bukan perasaan antipati. Setidaknya kita masih bisa memberikan perasaan simpati itu pada mereka.
                At Least, Show Some Respect !!!

Rabu, 05 Oktober 2011

TUHAN, JANGAN BIARKAN AKU IRI









Kalbu hanya berharap
Pada duli paduka
Agar diri selalu terjaga
Agar diri selalu waspada
                Batin hanya memohon
                Pada duli paduka
                Agar hati selalu bersih
                Agar hati selalu putih
Jika karunia belum buat hamba
Maka Ikhlaskanlah hamba
Tuhan, jangan biarkan aku iri


(Ch-Ik80)

LET’S MAKE OUR HISTORY









                Sejarah mengajarkan banyak hal baik itu tentang kehidupan terdahulu, tentang keadaan dimasa lampau, maupun tentang cerita orang-orang dimasa jauh sebelum kita. Sejarah tidak hanya menceritakan hal-hal baik dan indah namun dia juga mengisahkan kisah-kisah sedih dan ironi.
                Setiap orang akan mencatatkan sejarahnya sendiri, ya...itu betul, karena salah satu yang ditinggalkan oleh seseorang ketika dia mati adalah cerita dari orang-orang yang mengenalnya kemudian diteruskan ke keturunannya walaupun tidak semua orang kisahnya bisa hidup hingga ratusan generasi. Apapun perjalanan hidup yang telah kita lewati itulah sejarah yang telah kita tulis dalam lembar hidup kita, dan hari yang akan kita jelang merupakan sebuah episode kosong yang siap diisi dengan cerita tentang apa yang akan kita torehkan.
                Let’s Make Our History !!!

DALAM WADAH

                Risau dalam gamang
                Melingkupi ruang batin yang sunyi
                Ketika hempasan hidup yang menghujam
                Hulu nurani yang perlahan mati
                                Riak telah mengering
                                Saripati duka menganga
                                Dalam remang tak bertepi
                                Hidup seakan terkekang
Buaian rindu bukan taruhan
Dia ada dalam keresahan
Lemas terkungkung kehampaan
Namun gelora tak akan padam
                Dalam wadah
                Aku menengadah
                Berharap selaksa
                Dan tenang mengemuka


(Ch-Ik80)

Rabu, 14 September 2011

JEJAK NAFAS

Aku menyusuri likungan semenjana
Menyemburatkan kehampaan
Berusaha menepikan rasa muak
Yang coba dijejalkan oleh egoku

Dalam setiap putaran
Yang aku hentakkan pada dunia
Dan setiap sisi yang hilang
Merupakan air mata yang berderai keras

Aku khilaf
Aku hampa
Jejak nafasku pun menguap
Terhempas dalam rasa yang telah mati

(CH-IK0680)


Kamis, 08 September 2011

DALAM SERINGAI MALAM

Engkau yang terhempas dalam kebisuan
Mencoba menerawang gelap
Menyibak jelaga sunyi dengan tangis
terkungkung mati !!!
   Denyut harapan memudar
   Diantara senyap keheningan
   Derai air mata pun tak berarti
   Kesan hancur tiada tara
Malam menyeringai
Menengadah ke pusat kedukaan
Dan kau terus terpekur
Menyiasati sunyi yang menyesatkan

(CH.IK80)

Senin, 29 Agustus 2011

MENANGKAH KITA ?

                  Hari kemenangan segera tiba, kemenangan yang dirayakan dengan gegap gempita dan riuh seakan membahana dari setiap pelosok bumi. Kemenangan yang ditandai dengan gema takbir yang menggema dan menghentak setiap jiwa dalam pelukan keagungan cahaya Ilahi.
                Kemenangan memang patut dirayakan dan ditasbihkan sebagai bentuk luapan rasa kegembiraan, setiap hela nafas seakan membuncah karena keriangan menyelesaikan perjuangan hingga dititk akhir. Setiap insan merasa berhak untuk mengklaim dirinya sebagai hamba yang menang dalam ujian Tuhan.

                Betulkan kita sudah menang? Apabila ternyata dalam sisi hati kita masih tersisa rasa benci, dengki, dan dendam dan belum bisa terhapus oleh sebuah keinginan. Menangkah kita? Jika ternyata setiap jengkal langkah kita masih menyisakan perih bagi orang-orang sekitar kita dan belum menaburkan benih-benih kedamaian dalam komunitas kehidupan kita.
                Lalu pantaskah kita merayakan kemenangan jika ternyata kita sendiri belum menang!?
                 

Sabtu, 27 Agustus 2011

KEPUTUSAN

Dalam keremangan perjalanan nasib terkadang selalu ada pilihan yang sulit yang membuat kita berada dalam dilema, sesuatu yang sangat menguras pikiran dan energi ketika harus menentukan sikap, Manusia secara naluriah akan cenderung memilih jalan yang paling aman, yang paling minim resiko, namun sebenarnya keputusan yang maha berat dan penuh jebakan akan menentukan posisi kita didalam kehidupan kita itu sendiri.
                Ketika keputusan telah dibuat maka saat itu pula kita tak akan bisa mundur lagi tanpa menyelesaikan keputusan itu. Hanya kekuatan dan kepercayaan pada diri sendirilah yang akan memandu langkah kita dalam memetakan kemampuan kita untuk menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan kedalam aktivitas nyata.
                Tak ada yang salah ketika pada ujung perjalanan ternyata keputusan itu tidak lebih baik dalam mengubah kualitas hidup kita, namun yang lebih bermakna adalah apa yang kita bisa pahami dari setiap langkah dalam menyusuri tapak-tapak keputusan kita.

Kamis, 18 Agustus 2011

BEING BETTER

Kita tidak pernah bisa mengingat apa yang telah kita janjikan pada kehidupan ketika kita diberi nafas, namun alam bawah sadar selalu menuntun kita menuju kearah-Nya. Setiap orang selalu ingin kembali kesuasana yang menyenangkan akan hati, namun tidak semua orang mampu menemukan jalan untuk kesana.
Pada suatu ketika, setiap manusia akan berusaha untuk menemukan hakikat keberadaannya dalam keterbatasan dan masa lalu yang dimilikinya, itu adalah kodrat dan sebuah kewajaran tetapi lagi-lagi banyak yang gagal dan tak pernah bisa menyelesaikan ujian dalam setiap tahapan yang dilaluinya. Persoalannya bukan waktu, bukan juga otak namun semuanya merupakan proses panggilan jiwa yang mampu menarik raga kedalam sebuah tarikan dan loncatan yang akan merubah seseorang.
Dipenghujung nafas seorang manusia selalu terselip sebuah pesan moral bahwa semuanya pasti akan mendapatkan giliran dan akan tiba waktunya, pertanyaannya sudahkah kita menemukan hakikat keberadaan kita dan memenuhi panggilan jiwa kita?. 
Hati-Hati Dengan Pikiran Anda !